Tuesday, April 15, 2008

STOP KELAPARAN DAN GIZI BURUK!!!

Indonesia, sebagai negara pengekspor minyak, penghasil ikan, produsen tembakau, kaya sumber daya alam dan tak lupa terkorup ke-2 di dunia semakin mengenaskan saja. Indonesia hampir tidak ada bedanya dengan Ethiopia di afrika sana. malah mungkin lebih buruk! sialnya, Ethiopia yang negaranya terletak di kawasan yang kurang strategis untuk bercocoktanam membuat warga negaranya harus bertahan dengan ala kadarnya kehidupan. lain dengan Indonesia, salah satu negara agraris plus bahari yang terkenal dengan jamrud khatulistiwanya di kawasan Asia ini mampu membuat dunia Internasional berdecak heran...

Bagaimana tidak?!! Kemahsyuran dan keindahan Indonesia tak sebanding dengan kondisi masyarakatnya. terbukti banyak wilayah di pulau ini yang menderita gizi buruk bahkan kelaparan sampai akhirnya tewas. Hebat! dimana alam yang kaya? dimana saudara yang dermawan? mereka mungkin lagi sembunyi untuk sesaat atau lagi nggak mood buat berkawan?

Tak hanya sekedar wilayah terpencil saja yang mengalami nasib buruk ini, bahkan di wilayah ibukota Negara pun merasakan yang serupa. Benar bila ada yang mengatakan Indonesia terlalu komersil Untuk mencapai cita-cita sendiri bukan untuk bersama. Indonesia yang mampu mengekspor tubuh ikan kakap ke Cina, Thailand, Vietnam, dll (dan lainnya lupa), mampu pula menyisakan kepala ikn kakap untuk saudaranya sendiri. disini ada yang membuang makanan karena kebanyakan namun di sana ada yang mencari nasi sisa (nasi aking) untuk diolah kembali guna sarapan anak mereka.

Beberapa kasus kematian akibat kelaparan sudah sangat membuktikan betapa bobroknya para dewan yang pernah berucap cinta pada kaum miskin. jangan salahkan jika sumber daya manusia Indonesia kalah saing dengan mereka di negara lain, mungkin karena faktor nutrisi yang mempengaruhi tingkat intelegensi manusia tidak cukup dijamin oleh negara.

jangan tunggu sampai anak cucu kita turut serta merasakan kenistaan ini. tidak untuk nanti atau besok, STOP KELAPARAN DAN GIZI BURUK !

No comments: